Rabu, 06 Juni 2012

Kenanganku akan Cempluk


Ini adalah video yang cukup bekesan buat aku. Hamster yang ada di video ini adalah hamster pertamaku, yang paling lincah, banyak tingkah, namun selalu membuatku tersenyum. Aku beli Cempluk (nama hamster yang bersangkutan) pada 27 Oktober 2009.

Kue Kalutku


Hari ini tak sebaik kemarin, namun hari kemarin juga tak se-amazing hari ini. Entah apa yang ada dalam benakku, seperti terpenjara dalam besi-besi berkarat yang usang dan tak mampu lagi untuk menyentuh besi berupaya keluar dari penjara. Kalut. Rumit. Tak jelas.

Ada rasa bersalah yang menyelimutiku, membelengguku dalam lembah hitam yang dalam, membuatku sulit mengubah suasana hati. Rasa itu seolah membayangiku, memenuhi otakku dengan kejadian-kejadian keliru yang sempat terjadi kala itu. Rasanya seperti tertahan oleh bayangan gelap yang mengikutiku, mengelilingi tubuhku, hingga membuat hitam auraku. Kata-kata indah yang selayaknya terucap, berganti dengan sangat terpaksa menjadi raut paras yang datar. Senyum 3 cm yang seharusnya terberi karena penghargaan terhadap orang lain, hanya terlihat selebar 1 cm. Beda. Aneh. Tapi beginilah.

Aku memang bukanlah manusia sempurna yang mampu mengusai banyak hal. Aku juga bukanlah wonderwoman yang jiwanya setegar batu karang dan tekadnya sebulat bola salju. Aku hanya sebutir pasir dalam timbunan pasir berlimpah yang hanya akan menampakkan kilaunya disaat-saat tertentu saja. Aku percaya dan aku yakin, aku punya kilau yang indah. Aku yakin, pada saatnya nanti, aku akan memberi pancaran cahaya indah pada kedua orangtuaku, pada orang-orang yang mengasihiku. Ya, pada waktunya nanti. Semua akan indah pada waktunya.
 
Langit selalu jujur pada dunia . . .karena itulah dia slalu nampak indah :)


Namun hidup tak selamanya lancar. Hidup juga butuh bumbu-bumbu penyedap yang wajib ditaburkan dalam adonannya. Untuk menghasilkan kue kehidupan yang lezat dan tiada duanya, butuh racikan-racikan istimewa yang tidak harus sama dengan orang lain. Bahkan harus berbeda. Supaya harga jualnya lebih mahal. Resep awal yang gagal menghasilkan kue yang kuidamkan, kucatat baik-baik dalam hati, sebagai bekal meracik resep kedua, ketiga bahkan kesekian kalinya, agar kue yang kuhasilkan lebih istimewa. Kucoba perlahan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan, pelan tapi aku harus yakin kue itu pasti jadi. Kunikmati proses, kujalani detik demi detik waktu berlalu dengan berusaha ikhlas . . . kesalahan dalam membuat coretan kehidupan yang kuumpamakan sebagai pembuatan kue, aku tulis dalam hati, kucatat dalam lembar putih jalan hidupku . .berharap esok tak terulang kembali.