Hari ini tak
sebaik kemarin, namun hari kemarin juga tak se-amazing hari ini. Entah apa yang
ada dalam benakku, seperti terpenjara dalam besi-besi berkarat yang usang dan
tak mampu lagi untuk menyentuh besi berupaya keluar dari penjara. Kalut. Rumit.
Tak jelas.
Ada rasa bersalah yang menyelimutiku,
membelengguku dalam lembah hitam yang dalam, membuatku sulit mengubah suasana
hati. Rasa itu seolah membayangiku, memenuhi otakku dengan kejadian-kejadian
keliru yang sempat terjadi kala itu. Rasanya seperti tertahan oleh bayangan
gelap yang mengikutiku, mengelilingi tubuhku, hingga membuat hitam auraku. Kata-kata
indah yang selayaknya terucap, berganti dengan
sangat terpaksa menjadi raut paras yang datar. Senyum 3 cm yang seharusnya
terberi karena penghargaan terhadap orang lain, hanya terlihat selebar 1 cm. Beda.
Aneh. Tapi beginilah.
Aku memang
bukanlah manusia sempurna yang mampu mengusai banyak hal. Aku juga bukanlah wonderwoman yang jiwanya setegar batu
karang dan tekadnya sebulat bola salju. Aku hanya sebutir pasir dalam timbunan
pasir berlimpah yang hanya akan menampakkan kilaunya disaat-saat tertentu saja.
Aku percaya dan aku yakin, aku punya kilau yang indah. Aku yakin, pada saatnya
nanti, aku akan memberi pancaran cahaya indah pada kedua orangtuaku, pada
orang-orang yang mengasihiku. Ya, pada waktunya nanti. Semua akan indah pada
waktunya.
Langit selalu jujur pada dunia . . .karena itulah dia slalu nampak indah :)
Namun hidup tak
selamanya lancar. Hidup juga butuh bumbu-bumbu penyedap yang wajib ditaburkan
dalam adonannya. Untuk menghasilkan kue kehidupan yang lezat dan tiada duanya,
butuh racikan-racikan istimewa yang tidak
harus sama dengan orang lain. Bahkan harus berbeda. Supaya harga jualnya
lebih mahal. Resep awal yang gagal menghasilkan kue yang kuidamkan, kucatat
baik-baik dalam hati, sebagai bekal meracik resep kedua, ketiga bahkan kesekian
kalinya, agar kue yang kuhasilkan lebih istimewa. Kucoba perlahan mengumpulkan
bahan-bahan yang diperlukan, pelan tapi aku harus yakin kue itu pasti jadi. Kunikmati
proses, kujalani detik demi detik waktu berlalu dengan berusaha ikhlas . . .
kesalahan dalam membuat coretan kehidupan yang kuumpamakan sebagai pembuatan
kue, aku tulis dalam hati, kucatat dalam lembar putih jalan hidupku . .berharap esok tak terulang kembali.
keren! menganalogikan kehidupan dengan cara membuat kue. dan kita mempunyai kue yang rasanya berbeda-beda. salam kenal mbak :)
BalasHapusyap :D entah dapet ilham dari mana, pas saat ngetik langsung terpikir analogi kaya gitu ..makanya analoginyapun kurang greget ..hehe
BalasHapusterimakasih komennya :D
salam kenal juga :)