Selasa, 01 November 2011

AKU MAHASISWA !

 MAHASISWA!

Yaaaa!  Aku MAHASISWA!

Dan aku sangat bangga bisa menempuh status ini.

2 kali aku merasakan menjadi mahasiswa baru. 2 kali pula aku menikmati segala bentuk penggojlogan beragam kegiatan kampus. It’s ok. Aku menikmatinya dengan seikhlasku dan semampuku. Memang sangat beda kuliah di tempat ‘lama’ dengan tempatku yang baru sekarang. Perbedaan sistem akademik, organisasi, dan kondisi kampus membuatku semakin menyadari inilah pilihan yang dulu aku dilemakan. Inilah duniaku sekarang. Disini, di Universitas Negeri Semarang inilah nantinya aku akan membentuk jati diriku, menemukan passionku, dan mengembangkan minat bakatku.

Aku beranikan diri untuk mencoba segala hal yang belum sempat aku rasakan selama ini. Aku turuti semua keinginan hati. Ya, aku coba saja setiap hal yang menurutku bagus dan nantinya akan mungkin akan menjadi passionku.  

Sebagai awal tindakan, bulan September lalu, aku mendaftarkan diri dalam UKM MAHAPALA (Pecinta Alam UNNES). 3minggu kemudian, tanggal  22-23 Oktober 2011 aku menempuh proses awal penggojlogan sebagai calon anggota Mahapala. Proses penggojlogan dilakukan di Wana Wisata Penggaron, selama 2 hari 1 malam. Baik penderitaan, kebahagiaan, sampai keharuan aku rasakan disana. 2 hari 1 malam berada dalam kekuasaan para senior membuatku semakin percaya diri dan mantap untuk bertahan di UKM terbesar di UNNES itu. Terhitung lebih dari 100 kali push up, sit up, dan back up, aku lakukan untuk memuaskan hasrat senior yang dengan bangga menyuruh para calon juniornya. Bentak-bentakkan, tarik urat sana-sini, berbasah-basahan, hingga berlumpur-lumpur ria aku tekadi hanya untuk tetap bertahan disana dan lolos ke kegiatan Mahapala selanjutnya.


Tanggal  9 Oktober 2011, aku memberanikan diri dan menguatkan tekad untuk ikut interview Sekolah Kader Bangsa. Apa itu Sekolah Kader Bangsa (SKB) ? SKB adalah sekolah binaan BEM KM UNNES yang programnya mencetak kader-kader muda Indonesia yang nantinya mampu bersikap kritis dan nasionalis. Alhamdulilllah setelah melalui interview yang cukup lama, aku lolos dan berhak ikut dalam Training Kader Bangsa, yaitu program awal SKB sebelum masuk dalam tahap sekolah sesungguhnya. 17-18 Oktober 2011, di PKMU, aku bersama 108 keluarga baruku menginap di PKMU untuk mengikuti training tersebut. Diujung acara TKB, ada saja hal-hal yang membuat aku menitikkan air mata. Pada upacara penutupan TKB, Kepsek SKB, Adhi Sucahyanto, mengumumkan siapa-siapa saja yang berhak lolos training dan berhak untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan SKB selanjutnya. Dan kalian tau? Namaku tidak disebut olehnya. Ya, namaku, dan nama beberapa teman-temanku.

Orang-orang yang namanya dipanggil oleh Mas Adhi tadi maju kedepan para hadirin. Mereka terlihat bahagia, namun juga serba salah. Bagaimanan tidak, saat itu mental kami benar-benar diuji oleh hampir semua panitia SKB. Yang nama-namanya dipanggil, mereka dituding memiliki sifat egois yang tinggi karena mereka rela teman-teman mereka yang masih duduk dikursi (red: namanya tidak disebut). Mereka disalahkan karena sikap egoisnya yang merasa bangga dan tidak memiliki solidaritas. Sedangkan kami, yang masih dalam posisi duduk dan gelisah, lebih disalahkan karena tidak berbuat apa-apa atas hasil pengumuman itu.

Hingga beberapa saat setelah itu, Presma UNNES memberi secarik kertas kepada Mas Adhi. Kertas itu berisi nama-nama yang menurut Mas Sustiyo Wandi (Presma UNNES) berhak untuk lanjut. Dan apa yang terjadi? Lagi-lagi namaku tidak disebut oleh Mas Adhi! Saat itu seolah runtuh semua semangatku untuk menjadi mahasiswa yang aktif dalam organisasi! Lemas. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Ingin menolak dan mengajukan beberapa pertanyaan atas hasil kelulusan itu, tapi mental masih terlalu lemah untuk menerima alasan-alasan dari panitia. Aku hanya bisa diam dan menguatkan diri menerima keputusan itu.

Selesai semua nama yang lolos disebutkan, salah seorang temanku, yang juga ketua kelompokku dalam SKB, Singgih, meminta intrupsi. Agaknya dia hendak mengajukan beberapa pertanyaan atau komentar atas hasil keputusan panitia itu. Semua benar-benar menunggu apa yang yang akan dia ungkapkan.

Bukan pertanyaan atau komentar hasil kelulusan TKB yang dia ungkapkan. Ternyata dia lebih mengomentari sikap panitia yang dengan bangganya mengobrak-abrik mental para peserta, dengan mengungkapkan kata-kata dengan nada tinggi, sedikit menggunjing dan terkesan menyalahkan para peserta atas paa yang terjadi saat itu. Dia marah. Ya, terdengar dari nada bicaranya yang meninggi.

Aku terharu.

Mata memerah, berair.

Tapi malu untuk menangis.

Sampai setelah selesai Singgih bicara, akhirnya Sang Presma tak kuasa melihat keadaan yang mungkin akan semakin memanas ini. Beliau beranjak, maju kehadapan para peserta. Mengambil mic yang tadinya dibawa oleh Mas Adhi.

“Baiklah, sebelum suasana menjadi semakin memanas, saya yang akan memberikan keputusan terakhir. Sejak detik ini, saya putuskan bahwa kami, panitia, tidak memiliki alasan apapun untuk tidak meluluskan kalian!”

Mataku terbelalak!

Jantung berdebar semakin kencang.

Kulihat samping kanan kiriku, meyakinkan apakah yang dikatakan Mas Sustiyo Wandi itu benar atau tidak.

ALLAHU AKBAR!!!

SUBHANALLAH !!!

ALHAMDULILLAH ..


Hanya spechless yang aku rasakan saat itu.

Semua peserta TKB sontak bersorak ramai. Gembira. Sekaligus terharu.

Saat itu aku baru sadar bahwa ternyata teman sekelompokku, Abil, lelaki, ternyata sudah menangis tersedu-sedu sejak tadi.

Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ...tanpa berpikir lagi, aku luapkan emosiku, ku jatuhkan semua air mata yang ingin jatuh sejak tadi.

Suasana riuh

Semua menangis

Terharu ...

Semua berpelukan, seolah berharap satu sama lain merasakan hal yang sama. Bahagia.
*      *      *
Selesai.

Aku lelah menangis.

Akhirnya semuanyapun tersenyum kembali.

Senyum kami kali ini lebih ceria dan lebar daripada senyum kami sebelum-sebelumnya.

Hanya bahagia yang aku rasakan saat itu.

Bertemu keluarga baru, pengalaman baru, dan juga pemikiran-pemikiran baru.

Semua hal baru bisa aku pelajari disana.

Mulai saat itu, aku bertekad untuk terus melanjutkan misiku untuk menjadi mahasiswa yang lebih kritis dan 
bermanfaat bagi orang lain, juga negara.

Sekian :D :D :D