Senin, 11 Juli 2011

Terlambat Berbuat Baik? That's not Bad

Manusia itu memang gudangnya ego makhluk hidup. Selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup. Misalnya saja, diberi nasi goreng tetangga, bukannya bersyukur, malah menggunjing, “Kok cuma nasi goreng, telur dadar sama tomat untuk lalapannya engga dikasih, padahal tadi kayanya abis dari pasar, pasti belanja banyak..”
Ckckckck ..
Betapa tidak bersyukurnya manusia yang demikian.

Sebenarnya, bersyukur atas nikmat Allah, apapun bentuknya, merupakan salah satu perbuatan terpuji yang wajib diterapkan pada setiap detik dalam kehidupan kita. Bersyukur itu bagaikan hujan yang membasahi tanah yang tandus, karena tidak pernah tersiram air. Menyejukkan. Dan melunakkan tanah yang keras.

Saya ingat salah satu kata mutiara dari seorang Motivator favorit saya, Mario Teguh, yaitu bahwa
“Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, namun bersyukurlah yang membuat kita bahagia.”
Betul-betul kata-kata yang indah, dan penuh makna.

Kata orang kebanyakan, hidup di dunia itu, lebih baik terlambat berbuat sesuatu yang baik, daripada tidak sama sekali. Benar. Memang benar sekali pernyataan itu. Saya pun sering merasakannya.
Buat saya, berbuat baik yang sudah diniatkan dalam hati, namun tidak sempat saya wujudkan, akan menjadi penyesalan yang dalam. Menyesal karena belum sempat memberi kebaikan pada orang lain, menyesal karena niat baik saya sering terabaikan akibat rasa malas saya, dan sangat menyesal karena saya menyia-siakan pahala berlimpah yang akan saya dapat jika mewujudkan banyak kebaikan yang saya tunda.

Namun sebenarnya penyesalan itu akan berkurang jika kita masih mau berusaha berbuat baik, mewujudkan niat baik kita itu. Memang mungkin bantuan kita / kebaikan itu bukan yang utama bagi orang lain, tapi paling tidak kita sudah cukup meringankan kesusahan mereka. Karena toh kita tidak bisa memungkiri bahwa kita adalah makhluk sosial, yang akan slalu membutuhkan orang lain, sekecil apapun masalah kita.

Menjadi manusia yang slalu bersyukur.
Itu impian saya.
Karena dengan slalu bersyukur, insyaAllah kita dapat menjaga diri kita dari perbuatan yang kurang terpuji.
Misalnya, kita diberi telinga sama Allah yang alhamdulillah lengkap 2 biji utuh, tanpa cacat. Nah, wujud rasa syukur kita pada Allah yaitu dengan menggunakan kedua telinga kita itu untuk mendengarkan kata-kata yang baik. Yaitu kata-kata yang tidak bersifat menggunjing, mengolok-olok, atau merendahkan oranglain (intinya membicarakan kejelekan orang lain). Sia-sia kan ciptaan Allah yang begitu indah dan sempurna itu kita gunakan untuk mendengarkan kata-kata yang buruk juga.

Eh, tapi kalo misalnya kita sering bareng ama temen-temen yang hobi ‘ngomongin’ orang lain gimana? Kan kadang kita engga enak kalo mau ngasi tau biar jangan sering menggunjing orang lain, takutnya entar dikatain sok suci, sok baik ... Namanya juga temen, ya kita ladenin aja dia mau ngomongin sapa aja ... Nah, kalo gitu critanya kita kudu gimana?

Manusia di dunia ini banyak kok. Mau yang cantik kulitnya putih bersih kaya putri salju, banyak, mau yang item sawo mateng tapi manis, juga buanyak ..yaaaa ni ada nih salah satunya, yang nulis notes ini .hehehehehe :P

Eh, kok jadi ngebahas banyaknya manusia di dunia sih?! Nyambung engga coba ama pertanyaan tadi???
Nyambung kok.
Karena menurut saya, jika kita sering mengalami hal seperti itu, sebagai manusia yang beriman sebaiknya kita ingatkan teman kita itu untuk jangan sering menggunjing orang lain.
Jika dia memang tidak menyukai sifat orang yang digunjingnya, sebaiknya dia segera menegur orang yang bersangkutan secara baik-baik dan tidak menggurui untuk mengubah sifatnya yang menurutnya merugikan banyak orang.
Namun jika semakin sering kita mengingatkannya untuk menghindari menggunjing oranglain, semakin sering pula dia meremehkan nasehat baik kita, sebaiknya kurangi waktu kita berjumpa dengan dia. Kalaupun masih sering berjumpa, usahakan kita slalu mencari tema yang baik untuk dibicarakan.

Jangan takut kita ditinggalin temen-temen kita karena sering mengingatkan kebaikan. 
Allah slalu beri jalan yang lapang bagi umat-Nya yang berjuang di agama-Nya kok.
 
Kalopun ujung-ujungnya kita ditinggalin beneran ama temen-temen kita, tenang ...kan tadi uda saya beri pernyataan, bahwa manusia di dunia itu banyak. Banyak sekali. Ada masih banyak teman yang jauh lebih baik yang patut kita ajak bergaul.

Itulah contoh bersyukur yang simple.
Sebenernya buanyaaaak banget contoh-contoh penerapan rasa syukur kita pada Allah atas segala yang sudah Allah beri untuk kita. Tapi ya kalo semuanya ditulis di notes ini ya nggak bakalan cukup 1 sesi .hehe

Saudaraku ...
Bersyukur itu nikmaaaaaa.....t sekali
Bersyukur itu bertanggung jawab pada amanah yang Allah titipkan pada kita.
Bersyukur itu menerima segala pemberian Allah dengan ikhlas dan memperbanyaknya dengan slalu mengamalkan perbuatan baik pada orang lain.

Lalu, apakah saya sudah termasuk manusia yang slalu bersyukur?
Jawabannya adalah belum.
Usia 19 tahun belum bisa menjadi manusia yang bersyukur?
InsyaAllah dalam tahap menjadi manusia yang selalu bersyukur atas apapun nikmat atau cobaan yang Allah beri pada saya. Terlalu dewasa memang saya baru menyadari bahwa saya masih sering tidak bersyukur atas karunia Allah yang begitu indah saya terima. Namun Allah pasti membimbing saya kok. 
Selagi masih mungkin, selagi saya masih diberi umur untuk slalu mensyukuri dan berbuat baik kepada siapa saja, saya yakin Allah Maha Pengampun, untuk mengampuni banyak kekhilafan saya, Allah Maha Pemurah dan Penyayang untuk memberi jalan dan kemudahan bagi hamba-hambanya yang slalu berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar