Selasa, 01 November 2011

AKU MAHASISWA !

 MAHASISWA!

Yaaaa!  Aku MAHASISWA!

Dan aku sangat bangga bisa menempuh status ini.

2 kali aku merasakan menjadi mahasiswa baru. 2 kali pula aku menikmati segala bentuk penggojlogan beragam kegiatan kampus. It’s ok. Aku menikmatinya dengan seikhlasku dan semampuku. Memang sangat beda kuliah di tempat ‘lama’ dengan tempatku yang baru sekarang. Perbedaan sistem akademik, organisasi, dan kondisi kampus membuatku semakin menyadari inilah pilihan yang dulu aku dilemakan. Inilah duniaku sekarang. Disini, di Universitas Negeri Semarang inilah nantinya aku akan membentuk jati diriku, menemukan passionku, dan mengembangkan minat bakatku.

Aku beranikan diri untuk mencoba segala hal yang belum sempat aku rasakan selama ini. Aku turuti semua keinginan hati. Ya, aku coba saja setiap hal yang menurutku bagus dan nantinya akan mungkin akan menjadi passionku.  

Sebagai awal tindakan, bulan September lalu, aku mendaftarkan diri dalam UKM MAHAPALA (Pecinta Alam UNNES). 3minggu kemudian, tanggal  22-23 Oktober 2011 aku menempuh proses awal penggojlogan sebagai calon anggota Mahapala. Proses penggojlogan dilakukan di Wana Wisata Penggaron, selama 2 hari 1 malam. Baik penderitaan, kebahagiaan, sampai keharuan aku rasakan disana. 2 hari 1 malam berada dalam kekuasaan para senior membuatku semakin percaya diri dan mantap untuk bertahan di UKM terbesar di UNNES itu. Terhitung lebih dari 100 kali push up, sit up, dan back up, aku lakukan untuk memuaskan hasrat senior yang dengan bangga menyuruh para calon juniornya. Bentak-bentakkan, tarik urat sana-sini, berbasah-basahan, hingga berlumpur-lumpur ria aku tekadi hanya untuk tetap bertahan disana dan lolos ke kegiatan Mahapala selanjutnya.


Tanggal  9 Oktober 2011, aku memberanikan diri dan menguatkan tekad untuk ikut interview Sekolah Kader Bangsa. Apa itu Sekolah Kader Bangsa (SKB) ? SKB adalah sekolah binaan BEM KM UNNES yang programnya mencetak kader-kader muda Indonesia yang nantinya mampu bersikap kritis dan nasionalis. Alhamdulilllah setelah melalui interview yang cukup lama, aku lolos dan berhak ikut dalam Training Kader Bangsa, yaitu program awal SKB sebelum masuk dalam tahap sekolah sesungguhnya. 17-18 Oktober 2011, di PKMU, aku bersama 108 keluarga baruku menginap di PKMU untuk mengikuti training tersebut. Diujung acara TKB, ada saja hal-hal yang membuat aku menitikkan air mata. Pada upacara penutupan TKB, Kepsek SKB, Adhi Sucahyanto, mengumumkan siapa-siapa saja yang berhak lolos training dan berhak untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan SKB selanjutnya. Dan kalian tau? Namaku tidak disebut olehnya. Ya, namaku, dan nama beberapa teman-temanku.

Orang-orang yang namanya dipanggil oleh Mas Adhi tadi maju kedepan para hadirin. Mereka terlihat bahagia, namun juga serba salah. Bagaimanan tidak, saat itu mental kami benar-benar diuji oleh hampir semua panitia SKB. Yang nama-namanya dipanggil, mereka dituding memiliki sifat egois yang tinggi karena mereka rela teman-teman mereka yang masih duduk dikursi (red: namanya tidak disebut). Mereka disalahkan karena sikap egoisnya yang merasa bangga dan tidak memiliki solidaritas. Sedangkan kami, yang masih dalam posisi duduk dan gelisah, lebih disalahkan karena tidak berbuat apa-apa atas hasil pengumuman itu.

Hingga beberapa saat setelah itu, Presma UNNES memberi secarik kertas kepada Mas Adhi. Kertas itu berisi nama-nama yang menurut Mas Sustiyo Wandi (Presma UNNES) berhak untuk lanjut. Dan apa yang terjadi? Lagi-lagi namaku tidak disebut oleh Mas Adhi! Saat itu seolah runtuh semua semangatku untuk menjadi mahasiswa yang aktif dalam organisasi! Lemas. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Ingin menolak dan mengajukan beberapa pertanyaan atas hasil kelulusan itu, tapi mental masih terlalu lemah untuk menerima alasan-alasan dari panitia. Aku hanya bisa diam dan menguatkan diri menerima keputusan itu.

Selesai semua nama yang lolos disebutkan, salah seorang temanku, yang juga ketua kelompokku dalam SKB, Singgih, meminta intrupsi. Agaknya dia hendak mengajukan beberapa pertanyaan atau komentar atas hasil keputusan panitia itu. Semua benar-benar menunggu apa yang yang akan dia ungkapkan.

Bukan pertanyaan atau komentar hasil kelulusan TKB yang dia ungkapkan. Ternyata dia lebih mengomentari sikap panitia yang dengan bangganya mengobrak-abrik mental para peserta, dengan mengungkapkan kata-kata dengan nada tinggi, sedikit menggunjing dan terkesan menyalahkan para peserta atas paa yang terjadi saat itu. Dia marah. Ya, terdengar dari nada bicaranya yang meninggi.

Aku terharu.

Mata memerah, berair.

Tapi malu untuk menangis.

Sampai setelah selesai Singgih bicara, akhirnya Sang Presma tak kuasa melihat keadaan yang mungkin akan semakin memanas ini. Beliau beranjak, maju kehadapan para peserta. Mengambil mic yang tadinya dibawa oleh Mas Adhi.

“Baiklah, sebelum suasana menjadi semakin memanas, saya yang akan memberikan keputusan terakhir. Sejak detik ini, saya putuskan bahwa kami, panitia, tidak memiliki alasan apapun untuk tidak meluluskan kalian!”

Mataku terbelalak!

Jantung berdebar semakin kencang.

Kulihat samping kanan kiriku, meyakinkan apakah yang dikatakan Mas Sustiyo Wandi itu benar atau tidak.

ALLAHU AKBAR!!!

SUBHANALLAH !!!

ALHAMDULILLAH ..


Hanya spechless yang aku rasakan saat itu.

Semua peserta TKB sontak bersorak ramai. Gembira. Sekaligus terharu.

Saat itu aku baru sadar bahwa ternyata teman sekelompokku, Abil, lelaki, ternyata sudah menangis tersedu-sedu sejak tadi.

Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ...tanpa berpikir lagi, aku luapkan emosiku, ku jatuhkan semua air mata yang ingin jatuh sejak tadi.

Suasana riuh

Semua menangis

Terharu ...

Semua berpelukan, seolah berharap satu sama lain merasakan hal yang sama. Bahagia.
*      *      *
Selesai.

Aku lelah menangis.

Akhirnya semuanyapun tersenyum kembali.

Senyum kami kali ini lebih ceria dan lebar daripada senyum kami sebelum-sebelumnya.

Hanya bahagia yang aku rasakan saat itu.

Bertemu keluarga baru, pengalaman baru, dan juga pemikiran-pemikiran baru.

Semua hal baru bisa aku pelajari disana.

Mulai saat itu, aku bertekad untuk terus melanjutkan misiku untuk menjadi mahasiswa yang lebih kritis dan 
bermanfaat bagi orang lain, juga negara.

Sekian :D :D :D

Senin, 08 Agustus 2011

My first Teaching


Selasa, 2 Agustus 2011 ..

Hari ini adalah hari pertama kali aku merasakan yang namanya mengajar. Benar-benar mengajar. Dan bukan main-main, lawan mainku adalah anak-anak SD yang masi polos-polos dan penuh keceriaan, terutama kelas 3 dan 4 SD.
SUBHANALLAH ..

Wahai Allah ..

Tak ku sangka seberat ini menyampaikan sebuah materi kepada anak-anak kecil tanpa dosa itu. Dari rumah aku sudah semangat sekali mau menyampaikan ringkasan materi, yang juga sudah aku siapkan matang-matang dalam bentuk print out. Sampai disana ....beuuuuuh .. Bersiap-siaplah dengan tantangan barumu itu! Ucapku dalam hati.

Sesampainya disana, aku duduk berkumpul dengan pengajar-pengajar lain yang hampir seluruhnya berusia lebih dari 30 tahun. Hanya 1 pangajar yang usianya setara dengan aku, namanya Kak Mela, usianya tak jauh beda dengan aku, sekitar 19 tahun juga. Dengan sabar dan masih penuh semangat, aku menunggu pak ustad memberi pengarahan kepada murid-murid pesantren kilat Assalam itu. Pesantren Kilat Assalam, ya itulah nama pesantren kilat dimana aku di amanahkan oleh seorang kawan ibuku untuk membagi ilmu yang aku punya.

“Untuk kelas 3 dan 4, nanti tempatnya disebelah sini #menunjuk ke tengah masjid#...” terang sang ustad.

Nah itu nanti tempatku mengajar.hehe

Langsung saja, setelah para murid dipersilakan menempati tempat belajarnya masing-masing, aku langsung mengambil daftar absensi murid-muridku dan menuju tempat ‘perdana’ ku itu. Ada mungkin sekitar 20 anak yang menjadi kelinci percobaanku itu. Laki perempuan, jumlahnya hampir seimbang.
Yang pertama kali aku lakukan saat itu adalah mengisi daftar absensi dengan memanggil satu per satu anak.

“Niza Rubiyanti ....”
“Ada mbaaaaaaak.”
“Disty Aldila......”
“Ada mbak”
“Taufik Kamali ......”
“Lhoh, mana yang namanya Taufik Kamali??” aku tengak-tengok kanan kiri tidak ada yang merespon.
“Taufik Kamali .......”
“Nggak ada mbaaaaaaaaaaaaaak,” jawab salah satu anak.
“Hey, itu yang cowok ayo masuk sini, duduk yang rapi. Ini lagi diabsensi, nanti kalo nggak denger loh..... ayo dek, sini, nanti nggak ngerti materi yang kakak sampein loh ..blablablaaaaa ..”

Perintah pertama . NIHIL .

Beberapa anak, bahkan hampir semua muridku yang laki-laki pada kabur ntah kemana. Pada lari sana-sini, kejar-kejaran, ketawa-ketiwi .....ramaaaaaaaaaaaaaaaaaai sekali .huft

“Yasudahlah, saya lanjutin lagi absensinya. Ummah Salamah??”
“Nggak adaaaaa mbak”
“Rafli Adi ...?”
“RAFLI ADIIIII ...Itu loh mbak, ada mbak .... Rafli, dipanggil mbak e nih loh ....” teriak salah seorang muridku yang perempuan.
“Rafli Adi?” tanyaku pada seorang laki-laki kecil yang sangat tanpa dosa.
“Iya mbak” jawabnya. Langsung aku beri centang di daftar absensi itu.

Begitu seterusnya sampai nama anak-anak yang di daftar absensi habis.

Tak bisa kubayangkan, mengabsen anak-anak saja ternyata juga butuh kesabaran yang tinggi.

##

Aku sedikit putus asa.
Aku biarkan saja anak-anak yang memang niatnya hanya bermain dan bermain itu. Terseraaaaaaah mereka mau apa, yang penting  paling nggak nih masih ada murid yang mau mendengarkan materi dariku.

Kumulai ceramahku dengan basmalah, dan salam. Kurasa hanya beberapa yang menjawab salamku. Yaaa sudahlah, namanya juga anak-anak, maunya ya mau mereka.. Saat itu judul materi yang pertama aku sampaikan adalah tentang Fiqih puasa.  

Rencananya, aku mau kasi tebak-tebak seru buat adek-adekku itu, tebak-tebakkan yang menyangkut tentang puasa pastinya. Biar mereka semangat ndengerin celotehanku nantinya. Trus aku juga mau kasi mereka sedikit kisah dan penalaran dari beberapa hadist..

Itu rencananya ..

Kenyataanyaa lain! Sangat bertolak belakang!
Yang ada, disana aku cuma seperti mendiktekan mereka untuk menulis sesuatu, yaaa...sesuatu yang seharusnya aku jelaskan pada mereka, tapi malah menjadi bahan dikte an ku untuk  mereka catat. Ya Allah .......cobaan macam apaaa ini
Sabaaaar sabaaaar .namanya juga guru baru. Masih perdana. Belum banyak pengalaman..
Sabaaaaar manda itu baru permulaan, itu belum mencapai klimaks nya..
Dan benar saja, beberapa menit kemudian, disaat aku tengah mendiktekan anak-anak dan murid-muridkupun juga sedang asyik menulis, eeeee...ada seorang perempuan yang tiba-tiba menagis. Ehh ..ditambah lagi dia dipukul oleh seorang anak kecil  yang sepertinya masi TK. ALAMAAAAAAAAAKKKK ..MACAM MANA LAGI INI COBAANNYAAAAA
“Kenapa sayang? Uda donk, jangan nangis, malu tuh diliat temen-temennya.. Kan kesini niatnya belajar taa, kok tadi kamu malah main ..Ayo, uda donk, senyum, cup cup cup ......”

NIHIL

Hiks

Sang anak kecil TK tadi pun ketakutan setelah aku menanyainya apa yang telah dia lakukan pada perempuan tadi. Dia semakin takut. Hampir menangis. Aku bingung. Dia semakin menjadi-jadi. Cocardnya yang dari mika keras dimasukkannya kedalam mulut, digigit sekuat-kuatnya, seolah dapat menghilangkan ketakutannya. Jangan adekku sayang ...nanti kalo penitinya ikut kemakan gimana ..huhuhu .ibuuuuuk  ..tolong
Tak tau lagi apa yang harus aku lakukan, aku menyerah. Hanya satu pesan kusampaikan pada si perempuan, “Dek, ayo senyum donk, malu ah dilihat sama temen-temennya kalo nangis aja..”. udah. Setelah itu aku tinggal dia, aku melanjutkan ‘ceramah’ku yang sempat tertunda.

##

Satu jam berlalu..

Semakin lama aku berada di masjid itu, semakin ramai saja. Bukan ramai karena banyak jemaah yang hendak beribadah, tapi ramai karena tingkah laku anak-anak TK dan SD yang semakin menjadi-jadi. Mungkin hanya Ustad Kamal #ustad yang tadi memberi pengarahan di awal acara# yang bisa sedikit meredam kericuhan yang semakin membabi buta. Cukup dengan, “Ayo adek-adek, berkumpul melingkar di pinggir masjid, kita akan segera menunggu bedug maghrib.....” bubar semua anak-anak dari tempat perkumpulan belajarnya dan menyebar mencari tempat ternyaman untuk menanti berbuka puasa #walopun entahlah mereka puasa ato tidak ~~

Aku pasrah ya Allah...

Aku pasrah.
Materiku belum selesaaaaaaai tapi anak-anak didikku uda pada kabuuuur smuaaaaa
Huuuuuuuuuuuuft .

Tenang Manda. Tenang.

Enggak cuma kamu yang ditinggal pergi anak-anak didiknya. Smua pengajar lain juga merasakan hal yang sama! Hahahhhaaa ...alhamdulillah. Anak-anak kecil itu tidak pilihkasih terhadap siapa yang ‘disiksa’ nya .hahahhahaa

Sudaaaah sudaaaaah. Selesai sudah mengajar perdanaku ini. Hancur! parah! Tapi tetep, alhamdulillah, aku masih diberi kesabaran sama Allah untuk tidak marah-marah bahkan membentak anak-anak didikku. Setidaknya hari ini aku benar-benar dapat menyadari bahwa sebenarnya mengajar itu tidak mudah. Apalagi mengajar anak-anak usia dini. Sangat butuh kesabaran dan ketegasan sedikit untuk memberi peringatan akan kenakalan wajar mereka.

Yaaaaah, namanya anak-anak. Mau diapa-apain juga tetep aja masih anak-anak, pikirannya masih ingin main terus, masih ingin bebas, tidak mau terkekang dan masih sangat bereksplorasi.

Sekian cerita ‘pahit tapi sangat berkesan’ saya di hari pertama mengajar ini.

Semoga dapat memberi manfaat, setidaknya dapat menghibur




Jumat, 29 Juli 2011

Aku takut ya Allah

Senin, 25 Juli 2011,
Saat aku merasakan kegelisahan yang paling dalam ..
Aku takut ya Allah

Aku takut ..
Entah apa yang membuat aku merasa seperti ini
Tapi aku tetap saja khawatir, gelisah, hati ini tidak lagi merasakan kedamaian ..
Apa yang aku pikirkan, seperti nantinya hanya akan menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Semua yang ada dalam benakku, aku merasa itulah yang nantinya akan menggagalkanku, membuatku berubah, bahkan menjadi tak baik.
Allah ..ya Rabb kami ..
Ketika tadi ibu mengatakan kalau bapak marah, saat aku terus-menerus tidur sampai melalaikan sholat subuh, beliau mengkhawatirkan bagaimana jadinya aku bila aku hidup sendiri di rumah kost ..aku menjadi berpikir, inikah jalanMu mengubah beberapa kelakuan burukku? Inilah jawabanmu atas doa-doaku yang menginginkan teman yang selalu dapat aku curhati? Atau inikah solusi-Mu padaku untuk menjadikanku manusia yang lebih berani dan mandiri?
Ya Allah ..
Aku benar-benar takut ..
Aku takut selalu menjadi bahan kemarahan bapak dan ibu dirumah kalu aku tengah berada di kost. Aku takut bapak semakin khawatir padaku kalau aku tak lagi tinggal seharian bersamanya..
Aku ini juga pasti berubah kok. Aku yakin itu. Aku sadar, memang, kalau aku dirumah, aku sering malas-malasan, nggak mau masak, tidur terus, hanya bekerja saat disuruh saja ..aku sadar pak, buk, aku tau itu. Tapi itu karena aku merasa aku dirumah bersama kalian. Aku masih ingin merasakan enaknya masakan ibu.
Tapi lihat sajalah pak, buk, lihat kalau aku sedang nggak bersama bapak ibu. Apa iya aku seperti itu? Pasti kan engga kan?
Aku pasti akan berbuat yang jauh lebih baik dari kalau bersama kalian. Apalagi di kost besok, yang notabene aku bener-bener sendirian disana. Aku pasti bisa jaga diri kok. InsyaAllah kehidupan di kost akan menyadarkan aku tentang banyak hal. Tentang kedisiplinan waktu, tentang hidup mandiri, dan kehidupan bermasyarakat.
Bapak ibu nggak usah khawatir. Aku ini udah besar. Aku uda bisa berprinsip hidup sendiri. Aku bisa menentukan mana yang baik buat aku mana yang engga. Aku uda pantes kok dilepas sendiri. Walaupun kelihatannya dirumah aku sangat manja, tapi aku akan buktikan kalo aku itu juga bisa mandiri seperti yang bapak ibu mau.
Bapak, nggak usah khawatir lagi deh kamar berantakan, sprei nggak rapih, laptop nggak dimatiin ...inilah, itulah ... Aku pasti akan jaga diri kok. Buat bapak deh. Aku janji.
Inget bapak, ibu, aku uda 19 tahun, aku bukan anak kecil lagi, walaupun memang terluhat manja diluar dan seperti anak kecil pada penampilannya. Tapi aku uda besar! Aku uda dewasa! Aku uda nggak perlu disuruh mandi lagi, nggak perlu disuruh makan lagi, karna aku bisa melakukan itu sendiri tanpa disuruh. Oke?

Rabu, 20 Juli 2011

Berani Bermimpilah!

“Aku punya cita-cita, pengen buka restoran jepang yang paling terkenal se-Indonesia..” terawang seseorang.
“Ah, mimpi aja kamu itu. Jangan terlalu tinggi mimpimu, nanti kalo nggak kesampean jatohnya sakit loh ..” seseorang yang lain menanggapi.

Jangan terlalu tinggi mimpimu, nanti kalo nggak kesampean jatohnya sakit loh’

Kata-kata yang benar-benar mematahkan semangat!!
Tapi kata-kata itulah yang dengan apa adanya, sering membelenggu hati saya ketika saya mencoba untuk merangkai mimpi-mimpi saya menjadi tangga menuju masa depan. Sulit memang untuk membuyarkan opini hati yang terus membisikkan dan menekan harapan-harapan kita. Setiap berniat memupuk mimpi-mimpi dalam lembaran putih, hasutan itu selalu memutarkan otak saya untuk kembali menutup lembaran itu. Kadang rasa takut dan malu untuk bermimpi besar muncul di hati saya. Saya merasa belum pantas juga bermimpi demikian, rasanya terlalu muluk-muluk punya mimpi semacam itu. Akhirnyapun saya simpan kembali niat saya untuk memiliki mimpi yang besar itu dan kembali beraktivitas seperti biasa dan melupakan mimpi-mimpi saya.
 
Namun, semakin bertambahnya usia dan pengalaman saya, saya semakin sadar bahwa ternyata semua orang itu berhak untuk bermimpi! Begitu juga dengan saya! Seorang anak jalanan yang secara finansial orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya sekalipun wajib untuk memiliki mimpi! Sebesar dan setinggi apapun mimpi itu, kita wajib untuk mempunyai harapan dan cita-cita. Karena mimpi-mimpi itulah yang nantinya akan menuntun kita menuju masa depan yang jauh lebih baik.

Coba kita bayangkan, misalnya kita hidup didunia ini tanpa tujuan, tanpa harapan untuk tercapainya sesuatu, pasti hidup kita akan terasa hambar dan biasa saja. Hidup kayak nggak ada tantangannya. Ini artinya kita selalu memilih untuk berada di comfort zone. Nggak salah sih memang kalo kita memilih untuk berada di zona yang minim tantangan itu, tapi yaa kita harus siap merasakan kebosanan akibat kurang berwarnanya hidup kita ini. Yang kita lakukan ya hanya itu-itu saja. Hasilnya pun juga itu-itu saja. Nggak ada yang berbeda. Dan yang paling parah, nggak ada peningkatan kualitas hidup kita, karena kita nggak pernah ‘naik kelas’. Yaa gimana mau naik kualitas hidup kita, kalo ujian yang kita hadapi hanya itu-itu saja. Ujung-ujungnya, kita stand by pada level kualitas hidup yang sama.

Nah, biar hidup kita nggak gitu-gitu aja, cobalah sekali-kali kita rasakan nikmatnya perjuangan meraih sesuatu yang baru. Nikmati proses. Tapi apa ya kita bisa merasakan nikmatnya proses kalo nggak ada yang mau kita raih? 

Maka dari itu, mulai sekarang saya bertekad untuk selalu menuliskan mimpi-mimpi saya dalam lembaran kertas, yang setiap waktu akan saya buka untuk mengingatkan saya pada harapan masa depan saya.
Saya juga ingin mengajak teman-teman semua untuk mulai menuliskan mimpi-mimpi kalian dalam hitam diatas putih, supaya mimpi kalian terikat dalam bingkai indah catatanmu. Saya yakin, mimpi-mimpi itulah yang akan menuntun kita untuk meraih masa depan kita yang lebih baik.  

Keep moving!

Senin, 11 Juli 2011

Terlambat Berbuat Baik? That's not Bad

Manusia itu memang gudangnya ego makhluk hidup. Selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup. Misalnya saja, diberi nasi goreng tetangga, bukannya bersyukur, malah menggunjing, “Kok cuma nasi goreng, telur dadar sama tomat untuk lalapannya engga dikasih, padahal tadi kayanya abis dari pasar, pasti belanja banyak..”
Ckckckck ..
Betapa tidak bersyukurnya manusia yang demikian.

Sebenarnya, bersyukur atas nikmat Allah, apapun bentuknya, merupakan salah satu perbuatan terpuji yang wajib diterapkan pada setiap detik dalam kehidupan kita. Bersyukur itu bagaikan hujan yang membasahi tanah yang tandus, karena tidak pernah tersiram air. Menyejukkan. Dan melunakkan tanah yang keras.

Saya ingat salah satu kata mutiara dari seorang Motivator favorit saya, Mario Teguh, yaitu bahwa
“Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, namun bersyukurlah yang membuat kita bahagia.”
Betul-betul kata-kata yang indah, dan penuh makna.

Kata orang kebanyakan, hidup di dunia itu, lebih baik terlambat berbuat sesuatu yang baik, daripada tidak sama sekali. Benar. Memang benar sekali pernyataan itu. Saya pun sering merasakannya.
Buat saya, berbuat baik yang sudah diniatkan dalam hati, namun tidak sempat saya wujudkan, akan menjadi penyesalan yang dalam. Menyesal karena belum sempat memberi kebaikan pada orang lain, menyesal karena niat baik saya sering terabaikan akibat rasa malas saya, dan sangat menyesal karena saya menyia-siakan pahala berlimpah yang akan saya dapat jika mewujudkan banyak kebaikan yang saya tunda.

Namun sebenarnya penyesalan itu akan berkurang jika kita masih mau berusaha berbuat baik, mewujudkan niat baik kita itu. Memang mungkin bantuan kita / kebaikan itu bukan yang utama bagi orang lain, tapi paling tidak kita sudah cukup meringankan kesusahan mereka. Karena toh kita tidak bisa memungkiri bahwa kita adalah makhluk sosial, yang akan slalu membutuhkan orang lain, sekecil apapun masalah kita.

Menjadi manusia yang slalu bersyukur.
Itu impian saya.
Karena dengan slalu bersyukur, insyaAllah kita dapat menjaga diri kita dari perbuatan yang kurang terpuji.
Misalnya, kita diberi telinga sama Allah yang alhamdulillah lengkap 2 biji utuh, tanpa cacat. Nah, wujud rasa syukur kita pada Allah yaitu dengan menggunakan kedua telinga kita itu untuk mendengarkan kata-kata yang baik. Yaitu kata-kata yang tidak bersifat menggunjing, mengolok-olok, atau merendahkan oranglain (intinya membicarakan kejelekan orang lain). Sia-sia kan ciptaan Allah yang begitu indah dan sempurna itu kita gunakan untuk mendengarkan kata-kata yang buruk juga.

Eh, tapi kalo misalnya kita sering bareng ama temen-temen yang hobi ‘ngomongin’ orang lain gimana? Kan kadang kita engga enak kalo mau ngasi tau biar jangan sering menggunjing orang lain, takutnya entar dikatain sok suci, sok baik ... Namanya juga temen, ya kita ladenin aja dia mau ngomongin sapa aja ... Nah, kalo gitu critanya kita kudu gimana?

Manusia di dunia ini banyak kok. Mau yang cantik kulitnya putih bersih kaya putri salju, banyak, mau yang item sawo mateng tapi manis, juga buanyak ..yaaaa ni ada nih salah satunya, yang nulis notes ini .hehehehehe :P

Eh, kok jadi ngebahas banyaknya manusia di dunia sih?! Nyambung engga coba ama pertanyaan tadi???
Nyambung kok.
Karena menurut saya, jika kita sering mengalami hal seperti itu, sebagai manusia yang beriman sebaiknya kita ingatkan teman kita itu untuk jangan sering menggunjing orang lain.
Jika dia memang tidak menyukai sifat orang yang digunjingnya, sebaiknya dia segera menegur orang yang bersangkutan secara baik-baik dan tidak menggurui untuk mengubah sifatnya yang menurutnya merugikan banyak orang.
Namun jika semakin sering kita mengingatkannya untuk menghindari menggunjing oranglain, semakin sering pula dia meremehkan nasehat baik kita, sebaiknya kurangi waktu kita berjumpa dengan dia. Kalaupun masih sering berjumpa, usahakan kita slalu mencari tema yang baik untuk dibicarakan.

Jangan takut kita ditinggalin temen-temen kita karena sering mengingatkan kebaikan. 
Allah slalu beri jalan yang lapang bagi umat-Nya yang berjuang di agama-Nya kok.
 
Kalopun ujung-ujungnya kita ditinggalin beneran ama temen-temen kita, tenang ...kan tadi uda saya beri pernyataan, bahwa manusia di dunia itu banyak. Banyak sekali. Ada masih banyak teman yang jauh lebih baik yang patut kita ajak bergaul.

Itulah contoh bersyukur yang simple.
Sebenernya buanyaaaak banget contoh-contoh penerapan rasa syukur kita pada Allah atas segala yang sudah Allah beri untuk kita. Tapi ya kalo semuanya ditulis di notes ini ya nggak bakalan cukup 1 sesi .hehe

Saudaraku ...
Bersyukur itu nikmaaaaaa.....t sekali
Bersyukur itu bertanggung jawab pada amanah yang Allah titipkan pada kita.
Bersyukur itu menerima segala pemberian Allah dengan ikhlas dan memperbanyaknya dengan slalu mengamalkan perbuatan baik pada orang lain.

Lalu, apakah saya sudah termasuk manusia yang slalu bersyukur?
Jawabannya adalah belum.
Usia 19 tahun belum bisa menjadi manusia yang bersyukur?
InsyaAllah dalam tahap menjadi manusia yang selalu bersyukur atas apapun nikmat atau cobaan yang Allah beri pada saya. Terlalu dewasa memang saya baru menyadari bahwa saya masih sering tidak bersyukur atas karunia Allah yang begitu indah saya terima. Namun Allah pasti membimbing saya kok. 
Selagi masih mungkin, selagi saya masih diberi umur untuk slalu mensyukuri dan berbuat baik kepada siapa saja, saya yakin Allah Maha Pengampun, untuk mengampuni banyak kekhilafan saya, Allah Maha Pemurah dan Penyayang untuk memberi jalan dan kemudahan bagi hamba-hambanya yang slalu berusaha.

Senin, 10 Januari 2011

untitled

ketika ..
kurasakan sudah .ada ruang dihatiku yang kau sentuh
dan ketika ..
kusadari sudah . tak selalu indah cinta yang ada ..

mungkin memang ku yang harus mengerti
bila ku bukan yang ingin kau miliki ..
salahkahku bila
kaulah yang ada dihatiku .....

adakah ..
singgah dihatimu ?
mungkinkah ..
kau rindukan adaku?
adakah ku sedikit dihatimu ...
bilakahku ..
mengganggu harimu ?
mungkinkah ..
tak inginkan adaku?
akankahku sedikit dihatiimu ...

bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumiliki
salahkah ku bila
kaulah yang ada dihatiku ....

bila cinta kita takkan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti ..
adakah diriku, singgah dihatimu?
dan bilakh kau tau ....
kaulah yang ada di hatiku .......

by Maliq n d'essentials