Jumat, 29 Juli 2011

Aku takut ya Allah

Senin, 25 Juli 2011,
Saat aku merasakan kegelisahan yang paling dalam ..
Aku takut ya Allah

Aku takut ..
Entah apa yang membuat aku merasa seperti ini
Tapi aku tetap saja khawatir, gelisah, hati ini tidak lagi merasakan kedamaian ..
Apa yang aku pikirkan, seperti nantinya hanya akan menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Semua yang ada dalam benakku, aku merasa itulah yang nantinya akan menggagalkanku, membuatku berubah, bahkan menjadi tak baik.
Allah ..ya Rabb kami ..
Ketika tadi ibu mengatakan kalau bapak marah, saat aku terus-menerus tidur sampai melalaikan sholat subuh, beliau mengkhawatirkan bagaimana jadinya aku bila aku hidup sendiri di rumah kost ..aku menjadi berpikir, inikah jalanMu mengubah beberapa kelakuan burukku? Inilah jawabanmu atas doa-doaku yang menginginkan teman yang selalu dapat aku curhati? Atau inikah solusi-Mu padaku untuk menjadikanku manusia yang lebih berani dan mandiri?
Ya Allah ..
Aku benar-benar takut ..
Aku takut selalu menjadi bahan kemarahan bapak dan ibu dirumah kalu aku tengah berada di kost. Aku takut bapak semakin khawatir padaku kalau aku tak lagi tinggal seharian bersamanya..
Aku ini juga pasti berubah kok. Aku yakin itu. Aku sadar, memang, kalau aku dirumah, aku sering malas-malasan, nggak mau masak, tidur terus, hanya bekerja saat disuruh saja ..aku sadar pak, buk, aku tau itu. Tapi itu karena aku merasa aku dirumah bersama kalian. Aku masih ingin merasakan enaknya masakan ibu.
Tapi lihat sajalah pak, buk, lihat kalau aku sedang nggak bersama bapak ibu. Apa iya aku seperti itu? Pasti kan engga kan?
Aku pasti akan berbuat yang jauh lebih baik dari kalau bersama kalian. Apalagi di kost besok, yang notabene aku bener-bener sendirian disana. Aku pasti bisa jaga diri kok. InsyaAllah kehidupan di kost akan menyadarkan aku tentang banyak hal. Tentang kedisiplinan waktu, tentang hidup mandiri, dan kehidupan bermasyarakat.
Bapak ibu nggak usah khawatir. Aku ini udah besar. Aku uda bisa berprinsip hidup sendiri. Aku bisa menentukan mana yang baik buat aku mana yang engga. Aku uda pantes kok dilepas sendiri. Walaupun kelihatannya dirumah aku sangat manja, tapi aku akan buktikan kalo aku itu juga bisa mandiri seperti yang bapak ibu mau.
Bapak, nggak usah khawatir lagi deh kamar berantakan, sprei nggak rapih, laptop nggak dimatiin ...inilah, itulah ... Aku pasti akan jaga diri kok. Buat bapak deh. Aku janji.
Inget bapak, ibu, aku uda 19 tahun, aku bukan anak kecil lagi, walaupun memang terluhat manja diluar dan seperti anak kecil pada penampilannya. Tapi aku uda besar! Aku uda dewasa! Aku uda nggak perlu disuruh mandi lagi, nggak perlu disuruh makan lagi, karna aku bisa melakukan itu sendiri tanpa disuruh. Oke?

Rabu, 20 Juli 2011

Berani Bermimpilah!

“Aku punya cita-cita, pengen buka restoran jepang yang paling terkenal se-Indonesia..” terawang seseorang.
“Ah, mimpi aja kamu itu. Jangan terlalu tinggi mimpimu, nanti kalo nggak kesampean jatohnya sakit loh ..” seseorang yang lain menanggapi.

Jangan terlalu tinggi mimpimu, nanti kalo nggak kesampean jatohnya sakit loh’

Kata-kata yang benar-benar mematahkan semangat!!
Tapi kata-kata itulah yang dengan apa adanya, sering membelenggu hati saya ketika saya mencoba untuk merangkai mimpi-mimpi saya menjadi tangga menuju masa depan. Sulit memang untuk membuyarkan opini hati yang terus membisikkan dan menekan harapan-harapan kita. Setiap berniat memupuk mimpi-mimpi dalam lembaran putih, hasutan itu selalu memutarkan otak saya untuk kembali menutup lembaran itu. Kadang rasa takut dan malu untuk bermimpi besar muncul di hati saya. Saya merasa belum pantas juga bermimpi demikian, rasanya terlalu muluk-muluk punya mimpi semacam itu. Akhirnyapun saya simpan kembali niat saya untuk memiliki mimpi yang besar itu dan kembali beraktivitas seperti biasa dan melupakan mimpi-mimpi saya.
 
Namun, semakin bertambahnya usia dan pengalaman saya, saya semakin sadar bahwa ternyata semua orang itu berhak untuk bermimpi! Begitu juga dengan saya! Seorang anak jalanan yang secara finansial orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya sekalipun wajib untuk memiliki mimpi! Sebesar dan setinggi apapun mimpi itu, kita wajib untuk mempunyai harapan dan cita-cita. Karena mimpi-mimpi itulah yang nantinya akan menuntun kita menuju masa depan yang jauh lebih baik.

Coba kita bayangkan, misalnya kita hidup didunia ini tanpa tujuan, tanpa harapan untuk tercapainya sesuatu, pasti hidup kita akan terasa hambar dan biasa saja. Hidup kayak nggak ada tantangannya. Ini artinya kita selalu memilih untuk berada di comfort zone. Nggak salah sih memang kalo kita memilih untuk berada di zona yang minim tantangan itu, tapi yaa kita harus siap merasakan kebosanan akibat kurang berwarnanya hidup kita ini. Yang kita lakukan ya hanya itu-itu saja. Hasilnya pun juga itu-itu saja. Nggak ada yang berbeda. Dan yang paling parah, nggak ada peningkatan kualitas hidup kita, karena kita nggak pernah ‘naik kelas’. Yaa gimana mau naik kualitas hidup kita, kalo ujian yang kita hadapi hanya itu-itu saja. Ujung-ujungnya, kita stand by pada level kualitas hidup yang sama.

Nah, biar hidup kita nggak gitu-gitu aja, cobalah sekali-kali kita rasakan nikmatnya perjuangan meraih sesuatu yang baru. Nikmati proses. Tapi apa ya kita bisa merasakan nikmatnya proses kalo nggak ada yang mau kita raih? 

Maka dari itu, mulai sekarang saya bertekad untuk selalu menuliskan mimpi-mimpi saya dalam lembaran kertas, yang setiap waktu akan saya buka untuk mengingatkan saya pada harapan masa depan saya.
Saya juga ingin mengajak teman-teman semua untuk mulai menuliskan mimpi-mimpi kalian dalam hitam diatas putih, supaya mimpi kalian terikat dalam bingkai indah catatanmu. Saya yakin, mimpi-mimpi itulah yang akan menuntun kita untuk meraih masa depan kita yang lebih baik.  

Keep moving!

Senin, 11 Juli 2011

Terlambat Berbuat Baik? That's not Bad

Manusia itu memang gudangnya ego makhluk hidup. Selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup. Misalnya saja, diberi nasi goreng tetangga, bukannya bersyukur, malah menggunjing, “Kok cuma nasi goreng, telur dadar sama tomat untuk lalapannya engga dikasih, padahal tadi kayanya abis dari pasar, pasti belanja banyak..”
Ckckckck ..
Betapa tidak bersyukurnya manusia yang demikian.

Sebenarnya, bersyukur atas nikmat Allah, apapun bentuknya, merupakan salah satu perbuatan terpuji yang wajib diterapkan pada setiap detik dalam kehidupan kita. Bersyukur itu bagaikan hujan yang membasahi tanah yang tandus, karena tidak pernah tersiram air. Menyejukkan. Dan melunakkan tanah yang keras.

Saya ingat salah satu kata mutiara dari seorang Motivator favorit saya, Mario Teguh, yaitu bahwa
“Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, namun bersyukurlah yang membuat kita bahagia.”
Betul-betul kata-kata yang indah, dan penuh makna.

Kata orang kebanyakan, hidup di dunia itu, lebih baik terlambat berbuat sesuatu yang baik, daripada tidak sama sekali. Benar. Memang benar sekali pernyataan itu. Saya pun sering merasakannya.
Buat saya, berbuat baik yang sudah diniatkan dalam hati, namun tidak sempat saya wujudkan, akan menjadi penyesalan yang dalam. Menyesal karena belum sempat memberi kebaikan pada orang lain, menyesal karena niat baik saya sering terabaikan akibat rasa malas saya, dan sangat menyesal karena saya menyia-siakan pahala berlimpah yang akan saya dapat jika mewujudkan banyak kebaikan yang saya tunda.

Namun sebenarnya penyesalan itu akan berkurang jika kita masih mau berusaha berbuat baik, mewujudkan niat baik kita itu. Memang mungkin bantuan kita / kebaikan itu bukan yang utama bagi orang lain, tapi paling tidak kita sudah cukup meringankan kesusahan mereka. Karena toh kita tidak bisa memungkiri bahwa kita adalah makhluk sosial, yang akan slalu membutuhkan orang lain, sekecil apapun masalah kita.

Menjadi manusia yang slalu bersyukur.
Itu impian saya.
Karena dengan slalu bersyukur, insyaAllah kita dapat menjaga diri kita dari perbuatan yang kurang terpuji.
Misalnya, kita diberi telinga sama Allah yang alhamdulillah lengkap 2 biji utuh, tanpa cacat. Nah, wujud rasa syukur kita pada Allah yaitu dengan menggunakan kedua telinga kita itu untuk mendengarkan kata-kata yang baik. Yaitu kata-kata yang tidak bersifat menggunjing, mengolok-olok, atau merendahkan oranglain (intinya membicarakan kejelekan orang lain). Sia-sia kan ciptaan Allah yang begitu indah dan sempurna itu kita gunakan untuk mendengarkan kata-kata yang buruk juga.

Eh, tapi kalo misalnya kita sering bareng ama temen-temen yang hobi ‘ngomongin’ orang lain gimana? Kan kadang kita engga enak kalo mau ngasi tau biar jangan sering menggunjing orang lain, takutnya entar dikatain sok suci, sok baik ... Namanya juga temen, ya kita ladenin aja dia mau ngomongin sapa aja ... Nah, kalo gitu critanya kita kudu gimana?

Manusia di dunia ini banyak kok. Mau yang cantik kulitnya putih bersih kaya putri salju, banyak, mau yang item sawo mateng tapi manis, juga buanyak ..yaaaa ni ada nih salah satunya, yang nulis notes ini .hehehehehe :P

Eh, kok jadi ngebahas banyaknya manusia di dunia sih?! Nyambung engga coba ama pertanyaan tadi???
Nyambung kok.
Karena menurut saya, jika kita sering mengalami hal seperti itu, sebagai manusia yang beriman sebaiknya kita ingatkan teman kita itu untuk jangan sering menggunjing orang lain.
Jika dia memang tidak menyukai sifat orang yang digunjingnya, sebaiknya dia segera menegur orang yang bersangkutan secara baik-baik dan tidak menggurui untuk mengubah sifatnya yang menurutnya merugikan banyak orang.
Namun jika semakin sering kita mengingatkannya untuk menghindari menggunjing oranglain, semakin sering pula dia meremehkan nasehat baik kita, sebaiknya kurangi waktu kita berjumpa dengan dia. Kalaupun masih sering berjumpa, usahakan kita slalu mencari tema yang baik untuk dibicarakan.

Jangan takut kita ditinggalin temen-temen kita karena sering mengingatkan kebaikan. 
Allah slalu beri jalan yang lapang bagi umat-Nya yang berjuang di agama-Nya kok.
 
Kalopun ujung-ujungnya kita ditinggalin beneran ama temen-temen kita, tenang ...kan tadi uda saya beri pernyataan, bahwa manusia di dunia itu banyak. Banyak sekali. Ada masih banyak teman yang jauh lebih baik yang patut kita ajak bergaul.

Itulah contoh bersyukur yang simple.
Sebenernya buanyaaaak banget contoh-contoh penerapan rasa syukur kita pada Allah atas segala yang sudah Allah beri untuk kita. Tapi ya kalo semuanya ditulis di notes ini ya nggak bakalan cukup 1 sesi .hehe

Saudaraku ...
Bersyukur itu nikmaaaaaa.....t sekali
Bersyukur itu bertanggung jawab pada amanah yang Allah titipkan pada kita.
Bersyukur itu menerima segala pemberian Allah dengan ikhlas dan memperbanyaknya dengan slalu mengamalkan perbuatan baik pada orang lain.

Lalu, apakah saya sudah termasuk manusia yang slalu bersyukur?
Jawabannya adalah belum.
Usia 19 tahun belum bisa menjadi manusia yang bersyukur?
InsyaAllah dalam tahap menjadi manusia yang selalu bersyukur atas apapun nikmat atau cobaan yang Allah beri pada saya. Terlalu dewasa memang saya baru menyadari bahwa saya masih sering tidak bersyukur atas karunia Allah yang begitu indah saya terima. Namun Allah pasti membimbing saya kok. 
Selagi masih mungkin, selagi saya masih diberi umur untuk slalu mensyukuri dan berbuat baik kepada siapa saja, saya yakin Allah Maha Pengampun, untuk mengampuni banyak kekhilafan saya, Allah Maha Pemurah dan Penyayang untuk memberi jalan dan kemudahan bagi hamba-hambanya yang slalu berusaha.